A. JUDUL PROGRAM
Training of Trainer si
Kaki Lima Gen 1
(wilayah Kecamatan
Pahandut dan Jekan Raya Kota Palangka Raya)
B.
LATAR
BELAKANG
Kota
Palangka Raya atau Palangkaraya adalah sebuah kota sekaligus merupakan ibu kota
Provinsi
Kalimantan Tengah. Kota ini memiliki luas
wilayah 2.678,51 km² dan berpenduduk sebanyak 220.223 jiwa dengan kepadatan
penduduk rata-rata 62,89 jiwa tiap km² (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010).
Sebelum otonomi daerah pada tahun 2001, Kota Palangka Raya hanya memiliki 2
kecamatan, yaitu: Pahandut dan Bukit Batu. Kini secara administratif,
Kota Palangka Raya terdiri atas 5 kecamatan,
yakni: Pahandut, Jekan Raya, Bukit Batu, Sebangau, dan Rakumpit. Kota ini dibangun pada tahun 1957 (UU Darurat No.
10/1957 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I
Kalimantan Tengah) dari hutan belantara yang dibuka melalui Desa Pahandut di
tepi Sungai Kahayan. Palangka Raya merupakan kota
dengan luas wilayah terbesar di Indonesia. Sebagian wilayahnya masih berupa hutan, termasuk hutan
lindung, konservasi alam serta Hutan Lindung Tangkiling.Dengan banyaknya
kemacetan lalu lintas di Jakarta, pada akhir bulan Juli dan awal Agustus 2010, muncul
beberapa wacana untuk memindahkan Ibukota Indonesia ke Palangkaraya. Luas
Palangkaraya setara 3,6 x luas Jakarta.
PDRB
atas dasar harga berlaku pada tahun 2008, 2.735,58 milyar rupiah atau meningkat
15,68 % dari tahun sebelumnya. PDRB atas dasar harga konstan 2000, terjadi
kenaikan sebesar 5,94 % dari tahun sebelumnya yaitu 1.384,02 milyar rupiah. Tahun
2008, sektor jasa-jasa memberi sumbangan yang terbesar dalam pembentukan PDRB,
yaitu sebesar 33,77 %. Kemudian disusul secara berturut-turut oleh sektor
pengangkutan dan komunikasi 20,66 %, sektor perdagangan, restoran dan hotel
15,66 %, sektor bangunan 6,93 % dan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan 6,85 %.
Bila dilihat dari pendapatan regional perkapita Kota
Palangka Raya tahun 2008, naik sebesar 14,15 persen dari tahun sebelumnya yakni
dari Rp. 10,13 juta menjadi Rp. 11,56 juta rupiah. Khusus untuk
indikator-indikator makro ekonomi target pencapaian kinerja ditetapkan tiap
tahun dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sehingga yang dapat diukur
sampai dengan saat ini baru pada tingkat pencapaian kinerja dari target tahunan
saja. Kemajuan yang telah dicapai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
No.
|
Indikator
|
Kondisi
Tahun 2008
|
Realisasi
Tahun 2009
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
1.
|
Indek Pembangunan Manusia
|
78
|
*)
|
2.
|
Menurunya angka buta huruf umur
10-44 tahun (%)
|
0,5
|
0,5
|
3.
|
Meningkatnya umur harapan hidup
(thn)
|
72,4
|
73
|
4.
|
Rata-rata lama sekolah (thn)
|
12
|
12
|
5.
|
Indek hidup layak (konsumsi per
kapita)/(Rp.)
|
765.868,-
|
*)
|
6.
|
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
(%)
|
5,5
|
5,99**)
|
7.
|
PDRB per kapita —ADHK (Rp. Juta)
|
9,23
|
*)
|
8.
|
Angka pengangguran terbuka (%)
|
14,05
|
8,13
|
9.
|
Angka kemiskinan (KK)
|
15.087
|
13.556
|
Keterangan:
*) Data belum tersedia
**) Angka Sementara (BPS Kota Palangka Raya)
*) Data belum tersedia
**) Angka Sementara (BPS Kota Palangka Raya)
Dari tabel tersebut diatas dapat dilihat bahwa ada
peningkatan yang cukup baik dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Palangkaraya.
Terbukti dengan angka pengangguran terbuka yang turun sebanyak 5,92 % dari
tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan geliat kewirausahaan dikota Palangkaraya
meningkat salah satunya keberadaan para PKL.
Pedagang
kaki lima atau yang sering disebut PKL merupakan sebuah komunitas yang
kebanyakan berjualan dengan memanfaatkan area pinggir jalan raya untuk mengais
rezeki dengan menggelar dagangannya atau gerobaknya di pinggir-pinggir
perlintasan jalan raya. Bila melihat sejarah dari permulaan adanya PKL, PKL
atau pedagang kaki lima sudah ada sejak masa penjajahan Kolonial Belanda.
Pada masa
penjajahan kolonial peraturan pemerintahan waktu itu menetapkan bahwa setiap
jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk Para pedestrian
atau pejalan kaki yang sekarang ini disebut dengan trotoar. Lebar ruas untuk
sarana bagi para pejalan kaki atau trotoar ini adalah lima kaki (satuan panjang
yang umum digunakan di Britania Raya dan Amerika Serikat. 1 kaki adalah sekitar
sepertiga meter atau tepatnya 0,3048 m atau sekitar satu setengah meter).
Selain itu juga pemerintahan pada waktu itu juga menghimbau agar sebelah luar
dari trotoar diberi ruang yang agak lebar atau agak jauh dari pemukiman
penduduk untuk dijadikan taman sebagai penghijauan dan resapan air.
Dengan adanya
tempat atau ruang yang agak lebar itu kemudian para pedagang mulai banyak
menempatkan gerobaknya untuk sekedar beristirahat sambil menunggu adanya para
pembeli yang membeli dagangannya. Seiring perjalanan waktu banyak pedagang yang
memanfaatkan lokasi tersebut sebagai tempat untuk berjualan sehingga mengundang
para pejalan kaki yang kebetulan lewat untuk membeli makanan, minuman sekaligus
beristirahat. Berawal dari situ maka Pemerintahan Kolonial Belanda menyebut
mereka sebagai Pedagang Lima Kaki buah pikiran dari pedagang yang berjualan di
area pinggir perlintasan para pejalan kaki atau trotoar yang mempunyai lebar
Lima Kaki.
Seiring
perjalanan waktu para pedagang lima kaki ini tetap ada hingga sekarang, namun
ironisnya para pedagang ini telah diangggap mengganggu para pengguna jalan
karena para pedagang telah memakan ruas jalan dalam menggelar dagangannya.
Namun bila kita menengok kembali pada masa penjajahan belanda dahulu, antara
ruas jalan raya, trotoar dengan jarak dari pemukiman selalu memberikan ruang
yang agak lebar sebagai taman maupun untuk resapan air. hal ini bisa kita lihat
pada wilayah-wilayah yang masih bertahan dan terawat sejak pemerintahan
kolonial hingga sekarang seperti di daerah Malang terutama di daerah Jalan
Besar Ijen, dan lain sebagainya.
Hal ini sangat berbeda dengan sekarang, dimana antara trotoar dengan pemukiman tidak ada jarak sama sekali, pembuatan taman-taman yang ada di sisi pinggir jalan terkesan seadanya sehingga tidak mampu untuk meresap air apabila hujan. Ini fakta bukan fenomena, ini kenyataan dan bukan rekaan. Lantas tidak sepenuhnya kesalahan itu teralamatkan pada Pedagang Kaki Lima (PKL) yang notabene memang dirasakan sangat mengganggu para pengguna jalan. Sungguh ironis memang, disatu sisi mereka mencari nafkah, satu sisi mereka juga mengganggu kenyamanan para pengguna jalan. Dalam hal ini pemerintah harus lebih jeli dalam mengambil tindakan dan juga menegakkan peraturan. Lapangan pekerjaan yang sulit juga mendukung maraknya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang merupakan alih profesi akibat PHK dan lain sebagainya.
Hal ini sangat berbeda dengan sekarang, dimana antara trotoar dengan pemukiman tidak ada jarak sama sekali, pembuatan taman-taman yang ada di sisi pinggir jalan terkesan seadanya sehingga tidak mampu untuk meresap air apabila hujan. Ini fakta bukan fenomena, ini kenyataan dan bukan rekaan. Lantas tidak sepenuhnya kesalahan itu teralamatkan pada Pedagang Kaki Lima (PKL) yang notabene memang dirasakan sangat mengganggu para pengguna jalan. Sungguh ironis memang, disatu sisi mereka mencari nafkah, satu sisi mereka juga mengganggu kenyamanan para pengguna jalan. Dalam hal ini pemerintah harus lebih jeli dalam mengambil tindakan dan juga menegakkan peraturan. Lapangan pekerjaan yang sulit juga mendukung maraknya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang merupakan alih profesi akibat PHK dan lain sebagainya.
Keberadaan
Para Pedagang kaki lima (PKL) dapat
dipandang dari beberapa sisi. yang Pertama dari sisi Pedagang kaki lima itu
sendiri, keberadaan mereka di Kota Palangkaraya sebenarnya hanya untuk mencari
sesuap nasi, terus bertahan, menafkahi keluarga dengan layak, dan mencari
rezeki yang halal.menurut mereka Berdagang jauh lebih baik dan lebih terpuji
daripada mencuri,merampok, korupsi, dan lain sebagainya.
Hal lain dari Keberadaan Pedagang
Kaki Lima dari sisi Masyarakat. Sebagian Masyarakat terasa sangat menguntungkan
dan merasa terbantu atas keberadaan pedagang kaki lima di sudut-sudut kota yang
dianggap strategis.Karena selain mempermudah masyarakat dalam hal memperoleh
kebutuhan tanpa harus jauh-jauh ke pasar juga harga yang di tawarkan pedagang
kaki lima ternyata relative lebih murah ketimbang di pasar.masyarakat rupanya
juga mesih mementingkan segi efektifitas dan efisiensi dalam kegiatannya.Sebagian
masyarakat lain ternyata mengeluhkan keberadaan Pedagang kaki lima ini yang
ternyata kerap mengganggu aktifitas mereka,beberapa diantaranya mengeluhkan
Keberadaan PKL ini yang sering bergerombol dan membuat Jalanan macet,
keberadaan mereka yang membuat menumpuknya sampah akipat kurang disiplinnya
oknum PKL yang mengabaikan kebersihan area jualannya,Keberadaan mereka yang
ternyata merusak keindahan kota dan makanan yang di jual kurang higienis.
Sisi lain dari keberadaan PKL di
kota Palangkaraya, oleh pemerintah dipandang sebagai pihak yang mengurangi
keindahan dan kebersihan kota Palangkaraya yang dalam prakteknya seringkali
mengabaikan nilai-nilai kebersihan dan keindahan. Padahal kota Palangkaraya dijuluki sebagai kota CANTIK (C=cantik A=aman N=nyaman T=terencana I=indah
K=keterbukaan) merupakan cerminan kota yang bersih, yang kondisi nya aman
sehingga masyarakat di dalamnya dibuat nyaman dalam kondisi yang terencana
dengan baik serta pemerintahannya yang bersifat Keterbukaan. Itulah yang
menjadi visi umum kota Palangkaraya, dalam
kaitannya dengan pedagang kaki Lima adalah ingin menciptakan kota yang bersih, indah,
dan nyaman bagi masyarakatnya namun juga dengan tidak merampas hak-hak Pedagang
kaki lima untuk dapat mencari nafkah secara halal di wilayah pemerintahan kota
palangkaraya.
Menurut data yang diperoleh dari
satuan Polisi pamong Praja,di kota Palangka Raya terdapat sekitar 4000 Orang
PKL yang Memiliki Beberapa Paguyuban/kelompok di berbagai titik di wilayah Kota
Palangka Raya dan khusus di Kecamatan Jekan Raya dan Pahandut sendiri terdapat
kurang lebih 10 Paguyuban yang diberi nama sesuai dengan nama jalan tempat
mereka berdagang, nama suku tertentu, dan Jenis dagangan yang mereka
perdagangkan.
Namun
tidak semua makanan atau minuman yang dijual memenuhi standar kesehatan
konsumen. Dari hasil penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM),
sebagian besar pedagang kaki lima melakukan tindakan kecurangan dengan
menggunakan berbagai bahan-bahan berbahaya seperti borax,formalin,pewarna
tekstile,pemanis buatan yang tidak layak di konsumsi oleh manusia. Hal ini
dikarenakan kurangnya kesadaran dari pedagang tersebut akan pentingnya
kesehatan dan nilai kehigienisan dari makanan yang mereka jual, mereka hanya
berorientasi pada laba atau keuntungan lalu mengabaikan aspek kesehatan
konsumen.
Oleh
sebab itu kegiatan Training Of Trainer ini perlu dilaksanakan agar para
pedagang kaki lima tersebut tidak hanya berkontribusi dalam penyediaan makanan
atau jajanan yang beragam, tetapi juga menyediakan makanan yang berkualitas dan
menyehatkan.
C.
RUMUSAN
MASALAH
Dari uraian Latar belakang di atas
maka dapat dirumuskan masalah tentang Pedagang kaki Lima di Kota Palangka Raya
yang akan di kaji dan di cari solusi lebih lanjut sebagai berikut yaitu :
1. Bagaimana
Menciptakan PKL yang dapat menguntungkan berbagai pihak, baik pedagang formal, pemerintah,
konsumen dan pengguna jalan melalui Kesadaran Mengelola kebersihan dan lingkungan
2. Bagaimana
Menciptakan PKL yang dapat menguntungkan berbagai pihak, baik pedagang formal, pemerintah,
konsumen dan pengguna jalan melalui Kesadaran Memproduksi Makanan Yang Sehat
dan Higienis
3. Bagaimana
Membangun Jiwa Enterpreneurship bagi Pedagang Kaki Lima ?
4. Bagaimana
menciptakan PKL yang beretika dalam berdagang
5. Bagaimana
menciptakan manajemen yang baik dalam lembaga PKL ?
D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan yang ingin dicapai dalam
kegiatan ini adalah
1. Memberikan
Pelatihan dan simulasi kepada PKL tentang pengelolaan kebersihan dan lingkungan
yang baik
2. Memberikan
Pelatihan dan simulasi Kepada PKL tentang produksi makanan yang higienis dan
sehat
3. Memberi
motivasi enterpreneurship Kepada Pedagang Kaki lima
4. Memberikan
Pengertian tentang etika Berdagang kepada PKL
5. Memberikan
Pengetahuan tentang pengelolaan organisasi dan kelembagaan yang baik bagi
pedagang kaki lima
6. Mempersiapkan
Beberapa Orang PKL yang diharapkan dapat melakukan pembinaan di internal
kelompok PKL masing-masing.
7. Memberikan
Pengabdian Kepada masyarakat khususnnya PKL dengan merencanakan sebuah kegiatan
pelatihan yang bermanfaat dalam rangka meningkatkan kesadaran dan taraf hidup
para Pedagang Kaki Lima.
E.
LUARAN
PROGRAM
Dalam Pelaksanaan program ini nantinya
diharapkan dapat mempersiapkan para PKL yang dapat melakukan Pembinaan di
internal paguyuban/kelompok PKL mereka masing-masing dan dapat menjadi contoh
dan panutan PKL lain nya dalam hal Pengelolaan Kebersihan dan lingkungan,
Pembuatan makanan yang sehat dan higienis, pembangunan jiwa enterpreneurship,
etika dalam berdagang, serta pengelolaan/menejemen organisasi/kelembagaan yang
baik bagi pedagang kaki lima. Diharapkan Pula luaran yang dihasilkan dari
program ini dapat mendukung program kerja pemerintah sehingga tercipta
kenyamanan di seluruh masyarakat.
F.
KEGUNAAN
PROGRAM
Keberadaan PKL di masyarakat
terkadang dinilai sebagai Pemandangan yang kurang mengenakkan dimana terdapat
beberapa oknum PKL yang mengabaikan Kebersihan dengan tidak memperdulikan efek
yang ditimbulkan akibat ketidaksadaran para PKL dalam mengelola kebersihan.Belum
lagi keberadaan mereka di jalan-jalan protokol yang bergerombol dan tidak
tertib kerap kali menimbulkan kemacetan lalu lintas terutama PKL yang
menggunakan gerobak dorong.
Kehigienisan makanan yang mereka pun
perlu ditinjau ulang dari segi kesehatan dan gizi nya.karena makanan yang di jual
haruslah sehat dan bergizi. Dalam pasal 1 UU no.7/1996, disebutkan bahwa
“Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati & air, baik
yang diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, & bahan lain
yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, & atau pembuatan makanan
atau minuman”.
Makanan jajanan anak merupakan sumber potensial yang mempunyai nilai komoditas & menunjang perekonomian dalam jalur informal karena banyak jajanan anak yang dibuat dalam skala kecil sebagai industri rumahan. Jajanan anak telah menjadi bagian dari keseharian anak. Hampir semua anak diberi uang jajan oleh orang tuanya. Padahal, belum tentu jajanan yang tersedia itu sesuai dengan standar mutu & jaminan bahwa jajanan tersebut aman & layak untuk dikonsumsi.
Makanan jajanan anak merupakan sumber potensial yang mempunyai nilai komoditas & menunjang perekonomian dalam jalur informal karena banyak jajanan anak yang dibuat dalam skala kecil sebagai industri rumahan. Jajanan anak telah menjadi bagian dari keseharian anak. Hampir semua anak diberi uang jajan oleh orang tuanya. Padahal, belum tentu jajanan yang tersedia itu sesuai dengan standar mutu & jaminan bahwa jajanan tersebut aman & layak untuk dikonsumsi.
Melalui Program Pengabdian
Masyarakat ini diharapkan nanti akan terwujud para PKL modern yang tidak lagi
hanya mementingkan profit/keuntungan tapi juga mementingkan kesehatan produksinya,
mementingkan kondisi kebersihan secara bertanggung jawab,dan selalu taat aturan
Pemerintah sebagai warga Negara yang baik.
G.
GAMBARAN
UMUM MASYARAKAT SASARAN
Kecamatan
Pahandut dan Jekan Raya merupakan 2 kecamatan yang posisinya secara geografis
terletak di pusat kota Palangka Raya. Sebagai pusat kota tentu di dua kecamatan
tersebut juga menjadi pusat perekonomian dan perdagangan, perindustrian dan
jasa termasuk juga pedagang kaki lima.Selain dikarenakan sebagai Pusat kota,
banyaknya PKL di 2 kecamatan tersebut juga diakibatkan terdapat 2 pasar besar
yang berada di lingkungan kecamatan tersebut yakni Pasar Besar Blauran dan
Pasar Kahayan, selain itu juga di dua kecamatan tersebut banyak terdapat
sekolah – sekolah dari tingkat SD – SMA hingga Universitas yang menjadi tempat
paling memiliki prospek usaha bagi para Pedagang Kaki Lima.
Kebanyakan
dari pedagang kaki lima dikawasan ini menjajakan berbagai macam jenis makanan
yang bervariasi mulai dari gorengan,bakso,es campur,minuman sachet,dan lain
sebagainya.
Program
Kreatifitas mahasiswa pengabdian masyarakat ini di laksanakan di Kota Palangka
Raya, khususnya di Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya yang merupakan daerah
perkotaan dimana tempat menumpuknya PKL yang beroperasi di pasar-pasar,
jalan-jalan protocol,sekolah-sekolah,dan instansi-instansi pemerintahan.PKL
sasaran dalam program ini di khususkan bagi PKL yang memperdagangkan makanan
menggunakan gerobak dorong. untuk itu Program Pelatihan ini tidak bisa hanya di
lakukan sekali saja namun harus tetap dilakukan secara intensif dan
berkesinambungan.pemerintah juga harus melakukan pembinaan secara berkala agar
tercipta PKL modern yang sadar Peraturan,Sadar Kebersihan,dan Sadar kesehatan.
Terdapat beberapa Paguyuban/Kelompok
PKL yang biasa beroperasi di jalan-jalan protocol,sekolah-sekolah,pasar dan
instansi pemerintahan di 2 kecamatan tersebut
yang menjadi sasaran,dan akan di tempat kan untuk melaksanakan pelatihan
di kecamatan di wilayah masing-masing. Tim pelaksana PKM-M mahasiswa dari
Universitas palangka Raya kali ini menargetkan semua perwakilan kelompok PKL di
masing-masing wilayah dapat mengikuti kegiatan Training of trainer si Kaki Lima
Gen 1 ini.
H.
METODE
PELAKSANAAN PROGRAM
Program Training of trainer si Kaki
Lima Gen 1 di kota Palangkaraya belum pernah diadakan sebelumnya dan merupakan
kegiatan yang inovatif demi membekali dan mensosialisasikan kehidupan PKL yang
lebih modern yakni Sadar akan Aturan,Sadar Akan Kebersihan dan Sadar akan
Kesehatan.Kegiatan ini akan mengeluarkan output seorang Pembina PKL yang
Berasal dari PKL itu sendiri yang sudah dipercaya oleh PKL lain dalam melakukan
pendekatan-pendekatan yang lebih persuasif kepada PKL lainnya.
Tahap pertama Tim Pelaksana mencari
data dan informasi kepada instansi terkait tentang PKL yang ada di seluruh Kota
Palangka Raya yang nantinya dapat menjadi bahan acuan perekrutan PKL yang
mengikuti kegiatan TOT ini.Pendataan dilakukan secara menyeluruh agar data
tersebut dapat menjadi data kontrol bagi tim sendiri dan pemerintah untuk di
kemudian hari melakukan pembinaan secara berkesinambungan.
Tahap Kedua adalah Menentukan PKL
yang mengikuti TOT.tentunya dengan melihat antusiasme para PKL dan
memperhatikan orang-orang yang di tuakan/dianggap senior di masing-masing
kelompok-kelompok PKL.ini merupakan
salah satu strategi untuk mengendalikan beberapa oknum PKL yang terkesan
mengabaikan aturan,kebersihan dan kesehatan.namun melalui program kedepan
diharapkan seluruh PKL tanpa terkecuali juga dapat di turut serta dalam
pelatihan ini.
Tahap
Ketiga adalah adalah Persiapan Pelaksanaan Kegiatan.Tim Pelaksanan PKM-M dari
universitas palangka raya ini sebelum melaksanakan kegiatan ini tentu harus
dapat menguasai materi-materi yang akan disampaikan nantinya termasuk
mempelajari
1. Undang-Undang
Nomor 5 tahun 1965 Tentang Pembentuka Kota Praja Palangka Raya
2. Undang-Undang
nomor 13 Tahun 1980 Tentang Jalan Negara
3. Undang-Undang
Nomor 14 tahun 1992 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan
4. Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1997 Tentang pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
6. Peraturan
Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 Tentang Retribusi daerah
7. Peraturan
daerah Kota Palangka Raya nomor 14 tahun 1999 Tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan
8. Peraturan
daerah kota Palangka Raya Nomor 11 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum Kota Palangka
Raya
9. Peraturan
Daerah Kota Palangka raya Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Pengaturan,Penertiban dan
Pengawasan Pedagang Kaki Lima.
Selain
itu beberapa materi lainnya yang akan disampaikan / dipaparkan dalam pelatihan
ini nantinya juga harus dipersiapkan termasuk materi yang memerlukan praktek
atau simulasi,tentu perlengkapan dan peralatan nya harus dipersiapkan
semaksimal mungkin
Tahap Keempat
adalah Pelaksanaan kegiatan yang bertempat di Aula Kecamatan Pahandut,Aula
Kecamatan Jekan Raya dan aula Palangka Universitas Palangka Raya yang
dilaksanakan berturut-turut setiap bulan sekali dengan target 120 PKL untuk 3
bulan Pertama/Periode pertama Program PKM-M yang di laksanaka oleh mahasiswa
jurusan administrasi Negara universitas palangka raya.
a. Materi
Pengajaran
1.Penjelasan Dasar
hukum sebagaimana Tahap Ke 4
2.Pengelolaan Sampah
Organik dan non organic
3.Pengolahan dan
penyajian Makanan yang higienis dan sehat
4.E tika Berdagang dengan judul “Anda Puas,Kami
senang”
5.Motivasi Enterpreneurship
6.Menejemen
Organisasi/lembaga PKL yang baik
b. Materi
Praktek
1.Praktek mengolah
sampah organic dan non organic
2.menyajikan makanan
yang higienis dan sehat
3..Diskusi umum
c. Motode
pelatihan
1.ceramah
2.Tanya jawab
3.diskusi
4.Simulasi
Program
Kreatifitas mahasiswa pengabdian masyarakat ini nantinya akan mengundang 4
orang aparatur pemerintahan dan satu orang rekan mahasiswa pemerhati gizi anak
dari bidang teknis masing-masing yakni,Pol PP,Dinas pasar ,Dinas perindustrian
dan perdagangan, kantor perizinan terpadu sebagai pemantau, dan camat pahandut
dan Jekan Raya sebagai wakil dari pemerintah di
wilayah sasaran.
Pelatihan
ini akan dilaksanakan 3 kali,yakni di kecamatan Pahandut,Kecamatan Jekan Raya
dan di universitas palangka raya dengan target PKL yang di latih untuk menjadi
Trainer bagi PKL-PKL lainnya setiap daerah pelatihan adalah 40 orang.jadi total
target untuk 2 kecamatan adalah 120 PKL untuk periode pertama.
INDIKATOR
KEBERHASILAN JANGKA PENDEK (IKJP)
NO
|
TANGGAL
|
PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA
|
KEGIATAN
|
INDIKATOR KEBERHASILAN
|
TEMPAT
|
TANDA YANGAN
|
1
|
1 SEP 2011
|
EKO PRATAMA
|
Pendataan PKL di Kota Palangka Raya
|
Telah terdata 4000 orang PKL yang
tersebar di seluruh kota Palangka Raya
|
Palangka Raya
|
|
2
|
30 SEP 2011
|
SINTA
|
Penentuan Peserta Kegiatan TOT si Kaki
Lima Gen 1
|
Terpilih 120 orang PKL
|
Ruang kuliah Jur.Adm.negara
|
|
3
|
3 OKT 2011
|
YANA
|
Persiapan materi pengajaran dan materi
praktek
|
Memperoleh materi dan peralatan untuk
bahan praktek dan simulasi
|
Palangka raya
|
|
4
|
20 OKT 2011
|
NISA
, SUGENG
|
Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
|
1.Koordinasi
tempat pelaksanaan
2.
Materi yang disampaikan
3.
Konsumsi Peserta
4.Persiapan
teknis lainnya
|
Kampus-kecamatan
|
|
NB :1. IKJP di tanda tangani oleh dosen Pembimbing
2. Waktu
bersifat tentative
I. JADWAL PELAKSANAAN
Keterangan
|
Waktu ( bulan)
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|
Pendataan
Seluruh PKL
|
X
|
|||||
Penentuan
Peserta TOT
|
X
|
|||||
Persiapan materi pengajaran dan praktek
|
X
|
|||||
Pelaksanaan
TOT si kaki lima Gen 1
|
X
|
X
|
||||
Penyusunan
Laporan
|
X
|
J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOK
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama lengkap : Eko Pratama Putera
b. NIM : BAC 110 024
c. Fakultas : Ekonomi
d.
Perguruan Tinggi : Universitas Palangka Raya
e.
Waktu untuk kegiatan : 7 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana I
a. Nama lengkap : Febryana Pratiwi
b. NIM : BAC 110 002
c.
Fakultas : Ekonomi
d.
Perguruan Tinggi :Universitas Palangka Raya
e.
Waktu untuk kegiatan : 7 jam/minggu
3. Anggota pelaksana II
a. Nama lengkap : Hairunisa
b. NIM : BAC110 026
c.
Fakultas : Ekonomi
d.
Perguruan Tinggi :Universitas Palangka Raya
e.
Waktu untuk kegiatan : 7 jam/minggu
4. Anggota pelaksana III
c. Nama lengkap : Sinta
Sapnia Ningsih
d. NIM : BAC 110 018
c. Fakultas : Ekonomi
d.
Perguruan Tinggi : Universitas Palangka Raya
e.
Waktu untuk kegiatan : 7 jam/minggu
5. Anggota pelaksana IV
a. Nama lengkap : Sugeng
Prayitno
b. NIM : BAC 110 010
c. Fakultas : Ekonomi
d.
Perguruan Tinggi : Universitas Palangka Raya
e.
Waktu untuk kegiatan : 7 jam/minggu
K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING
1. Nama Lengkap :. Sri Mujiarti
Ulfah, S.Sos.M.AP
2. NIP : 19811005200812 2 001
3. Golongan dan Pangkat : 111/a dan
Penata muda
3. Jabatan Fungsional : Asisten ahli
4. Jabatan Struktural : Kepala
Perpustakaan
5. Fakultas : Ekonomi
6. Perguruan Tinggi : Universitas
Palangkaraya
7. Bidang Keahlian : Administrasi
Negara
8. Waktu untuk kegiatan : 4
jam/minggu
L.
LAMPIRAN
L.1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA DAN ANGGOTA PELAKSANA
1.
Ketua Pelaksana
Nama :
Eko
Pratama Putera
Tempat/tanggal lahir :
Palangka Raya,Oktober 1992
Alama Asal
: Jl.Kenangan
1 No.8 Komp.Palangka Permai G.obos
Alamat Palangka Raya :
Jl.Kenangan
1 No.8 Komp.Palangka Permai G.obos
Pengalaman Organisasi
: - Pramuka,Purna
Paskibraka Indonesia,KNPI
Telepon Rumah :
HP :
089691488881
Pendidikan :
SD N Percobaan
Langkai 4 ( 2004 )
SMP N 1 Palangka Raya ( 2007 )
SMA N 2
Palangka Raya ( 2010 )
Anggota
Pelaksana
EKO PRATAMA PUTERA
2. Anggota
Anggota 1
Nama :
Febryana
Pratiwi
Tempat/tanggal lahir :
Bukit Rawi,06 Februari 1992
Alama Asal
: Jl.Tamanggung
Lawak,No 20 Bukit Rawi Kec.Kahayan Tengah Kab.Pulang Pisau
Alamat Palangka Raya :
Jl. Argopuro.No 39
Pengalaman Organisasi
: -
Telepon Rumah :
HP :
085251192110
Pendidikan :
SD N 1
BUKIT RAWI ( 2004 )
SMP N 1 BUKIT RAWI ( 2007 )
SMA N 5 PALANGKA RAYA ( 2010 )
Anggota
Pelaksana
FEBRYANA
PRATIWI
Anggota
2
Nama :
Sinta Sapnia Ningsih
Tempat/ Tanggal Lahir :
Kasongan , 17 Agustus 1991
Alamat Asal : Jl.Palangka Raya,No 103 katingan
Alamat Palangka Raya :Jl.Sapta
Taruna.No 14 Palangka Raya
Pengalaman
Organisasi :
Telepon Rumah : -
HP :
085249246591
Pendidikan :
SDN 3 KASONGAN ( 2004)
SLTPN 1 KASONGAN ( 2007 )
SMAN 1 KASONGAN ( 2010 )
Anggota Pelaksana
SINTA SAPNIA NINGSIH
Anggota 3
Nama :
HAIRUNISA
Tempat/tanggal lahir
: Samuda, 26 Oktober 1991
Alamat Asal : Handil Sohor, Samuda
Alamat Palangkaraya :
Jl. Yos Soedarso no.54
Pengalaman Organisasi : - Pramuka
- Rohis
Telepon Rumah : -
HP :
085349035979
Pendidikan :
SDN- 3 Samuda Kota ( 2003 )
SLTP N- 2 Mentaya Hilir Selatan ( 2006 )
SMK N 1 Mentaya Hilir Selatan ( 2009 )
Anggota Pelaksana
HAIRUNNISA
Anggota
4
Nama :
SUGENG
PRAYITNO
Tempat/tanggal lahir
: KATINGAN,29 September 1992
Alamat
Asal : Jl.Tingang XVII
Alamat Semarang
: Jl.Menteng
XA
Pengalaman
Organisasi : OSIS,PPI,BEM
Telepon Rumah : -
HP :
0857 2729 8866
Pendidikan :
SDN Langkai 3 ( 2004 )
SLTPN 6
Palangka Raya (
2007 )
SMK N 2 Palangka Raya ( 2010 )
Pelatihan yang pernah di ikuti :
Anggota
Pelaksana
SUGENG PRAYITNO
L.2 RENCANA ANGGARAN BIAYA
No
|
Uraian
|
Rincian Kebutuhan
|
Jumlah
|
||||||||
|
Volume
|
Satuan
|
Harga
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||||||
I
|
Bahan Habis Pakai
|
|
|
|
|
||||||
|
1
|
Cetak Materi 1-7
|
|
150
|
org
|
Rp6,500
|
Rp975,000
|
||||
|
2
|
Karton
|
|
1
|
paket
|
Rp30,000
|
Rp30,000
|
||||
|
3
|
Lem
|
|
1
|
buah
|
Rp15,000
|
Rp15,000
|
||||
|
4
|
Bolpoin
|
|
10
|
buah
|
Rp2,000
|
Rp20,000
|
||||
|
5
|
Tinta Print
|
|
1
|
keg
|
Rp48,000
|
Rp48,000
|
||||
|
6
|
Kertas HVS
|
|
1
|
rim
|
Rp50,000
|
Rp50,000
|
||||
|
7
|
Amplop
|
|
1
|
Kotak
|
Rp12,500
|
Rp12,500
|
||||
|
8
|
Map
|
|
150
|
lembar
|
Rp1,000
|
Rp150,000
|
||||
|
SUB TOTAL I
|
|
|
|
Rp1,300,500
|
||||||
|
Alat Penunjang PKM
|
|
|
|
|
||||||
II
|
1
|
Sewa Sound System
|
|
3
|
paket
|
Rp520,000
|
Rp1,560,000
|
||||
|
2
|
Pembuatan Spanduk (4 bh x 6 meter )
|
4
|
buah
|
Rp240,000
|
Rp960,000
|
|||||
|
3
|
Sewa LCD
|
|
3
|
kali
|
Rp200,000
|
Rp600,000
|
||||
|
4
|
Gunting
|
|
1
|
buah
|
Rp7,000
|
Rp7,000
|
||||
|
5
|
Tong sampah Pilah
|
|
3
|
set
|
Rp500,000
|
Rp1,500,000
|
||||
|
SUB TOTAL II
|
|
|
|
Rp4,627,000
|
||||||
|
Biaya Perjalanan
|
|
|
|
|
|
|||||
III
|
1
|
Transportasi Dalam Kota
|
5
|
org
|
Rp100,000
|
Rp500,000
|
|||||
|
SUB TOTAL III
|
|
|
|
Rp500,000
|
||||||
|
Konsumsi
|
|
|
|
|
||||||
|
1
|
Konsumsi Peserta dan undangan 3 X
|
150
|
orang
|
Rp15,000
|
Rp2,250,000
|
|||||
IV
|
SUB TOTAL IV
|
|
|
|
|
Rp2,250,000
|
|||||
|
Biaya Lain-Lain
|
|
|
|
|
||||||
|
1
|
Liputan Media Massa
|
|
1
|
paket
|
Rp500,000
|
Rp500,000
|
||||
|
2
|
Dokumentasi Tim
|
|
1
|
paket
|
Rp300,000
|
Rp300,000
|
||||
V
|
SUB TOTAL V
|
|
|
|
Rp800,000
|
||||||
|
JUMLAH TOTAL
|
|
|
|
Rp9,477,500
|
||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Kalian ????